...

Rabu, 16 Februari 2011

Desa Pengadan

Masjid Nurul Jihad Desa Pengadan

Desa pengadaan dapat dicapai ± 1 jam perjalanan dari desa Benua Baru dengan mengendarai speed boat melalui sungai pengadan kearah hulu sungai pengadan. Di kiri kanan sungai ini sebagian ditumbuhi oleh dominasi pohon enau dan berbagai jenis pohon keras. Di beberapa tempat sepanjang sungai masih terlihat kawanan monyet bekantan begelantungan di pohon. Jika mengendarai perahu yang tidak bersuara keras pada pagi hari, hewan-hewan seperti buaya, burung-burung, orang utan, bekantan, payau (rusa) masih bisa ditemui di sepanjang sungai ini.



Pegunungan di Desa Pengadan
Desa Pengadan yang mempunyai luas sekitar 33.536 m2 merupakan desa kecil di pinggir Sungai Pengadan yang berpenghuni sekitar 1.179 jiwa dimana sebagian besar penduduknya adalah petani sarang burung walet. Tidak semua petani burung walet ini mengerjakannya sendiri. Beberapa hanya menyewakan goa tempat walet bersarang kepada pengusaha dari luar daerah Pengadan, karena operasional dan perawatan usaha burung walet ini cukup rumit dan memerlukan modal yang cukup besar. Untuk menjaga sarang dari penjarah dan pencuri saja dibutuhkan penjagaan terus menerus 24 jam sehari, belum termasuk proses pemanenan, pengepakan, dan pengiriman hasil panen kepada pembeli.



Deretan Pemukiman Penduduk
Rumah penduduk di desa Pengadan berderet berhadap-hadapan mengikuti jalan utama desa. Pada umumnya rumah-rumah tersebut terbuat dari kayu dan berbentuk rumah panggung. Rumah disisi timur jalan berisisian dengan suangai Pengadan. Sungai ini masih menahjadi sumber kehidupan masyarakat dimana aktifitas mandi cuci kakus masih berlangsung di sana.



Penduduk di Desa Pengadan sudah terbiasa menerima tamu dari luar daerahnya, khususnya para peneliti gua dan wisatawan mancanegara yang ingin melihat dan meneliti gua-gua yang terdapat di sekitar desa ini. Mata pencaharian sebagai porter/pengangkut barang dan penunjuk jalan pun sudah sering dilakukan. Sekitar 2 km dari Desa Pengadan terdapat bekas areal perumahan PT. Sangkulirang yang dulu beroperasi di bidang perkayuan. Fasilitas pendukung perusahaan seperti mess karyawan (sebagian ber-AC), air strip, fasilitas rekreasi (lapangan tenis & kolam renang), bengkel kendaraan berat, serta kantor masih berdiri tegak walaupun tidak terawat.


Ampanas

Di daerah Pengadan, Sangkulirang terdapat lebih dari 100 buah gua yang poternsial baik karena keindahan dibuka untuk umum.

Sumber Mata Air Panas Ampanas
Gua Ampanas terletak sekitar 7 km dari Desa Pengadan. Untuk menuju gua tersebut dapat menggunakan mobil gardan (4x4) lalu diteruskan dengan berjalan kaki sekitar 50 meter. Sebuah sungai kecil, yaitu Sungai Ampanas mengalir melalui mulut gua. Mulut gua itu sendiri berada sekitar 50 cm di atas permukaan sungai. Dari “gerbang” mulut gua sudah terlihat berbagai stalagit dan stalagmit yang indah dengan panjang berkisar antara 50 cm – 2 m. Pengunjung harus membawa lampu senter untuk dapat melihat di dalam gua dan berjalan hati-hati karena permukaan tanah yang licin. Keluar gua dari mulut yang sama dapat ditemui sumber air panas yang mengalir dari dalam bebatuan dan bertemu di tengah sungai. Pengunjung dapat mandi dan berendam di titik pertemuan air pans dengan air dingin tersebut.


Jejak Prasejarah di Goa Ampanas
Temuan tim peneliti dari perancis mengenai potensi gua-gua di kawasan Pengadan ini menunjukan bahwa gua-gua di daerah Pengadan terdapat lukisan-lukisan dinding berupa gambar negatif tangan dan hewan. Di beberapa gua juga ditemukan bekas tempat pembakaran dan juga patung, peralatan, perhiasan bahkan guci-guci Cina. Hampir semua gua di Kalimantan pernah secara terus menerus di tinggali oleh manusia. Penemuan lukisan-lukisan di dinding gua di daerah Pengadan membuka suatu fenomenabaru di dunia per
“gua”an dan gambar cadas. Penemuan pertama di gua Mardua (km2), diikuti di gua payau, Liang Sara, Gua Masri, Ilas Kenceng dan gua Tewet memperlihatkan gambar-gambar yang bisa dibilang terbaik di Asia Tenggara. Jumlah gambar yang mencapai lebih dari 500 buah menyamai jumlah gambar cadas di seluruh Eropa.


Dari segi gambar, selain gambar negatif tangan seperti di Eropa, juga ditemukan gambar-gambar karakter bintang seperti kumpulan payau, kadal, babi, cacing dan lain-lain dan bahkan gambar manusia. Gambar-gambar tersebut di buat dengan charcoal/arang dan cat. Tes karbon menunjukkan arang yang dipakai telah berumur lebih dari 5.000 tahun. Namun ditemukan juga gambar lembu yang diperkirakan telah punah sejak 10.000 tahun lalu. Potensi gua-gua di Desa Pengadan untuk dikembangkan menjadi daya tarik wisata, terutama wisata minat khusus, sangat besar. Namun ditinjau dari pentingnya temuan pengembangan gua-gua ini harus dilakukan dengan hati-hati. Tinjauan antar bidang seperti pariwisata, arkeologi, geologi, paleontologi, antropologi, sosial, lingkungan dan banyak harus dilakukan untuk memastikan kelestarian peninggalan kelas dunia ini. Pengembangan wisata di daerah ini sebaiknya diarahkan dengan tujuan pelestarian budaya dan ilmu pengetahuan, selain utnuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.


Temuan di gua-gua di pengadan saat ini telah mengundang perhatian dari berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri. Pihak-pihak yang punya concern tehadap goa-goa di Pengadan antara lain PT. Kaltim Prima Coal, CRNS (Centre National de la Recherche Scientifique) dan World Bank. Potensi objek dan daya tarik wisata lainnya di Desa Pengadan selain gua-gua, sungai dengan kehidupan satwa/fauna dan berbagai vegetasinya, juga terdapat kampung suku Dayak yang kosong ditinggalkan oleh penghuninya di daerah Danau Tobo (arah Sungai Pengadan).

0 komentar:

Posting Komentar